sejarah paud dharma wanita candi gedongsongo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pendidikan anak
usia dini adalah masa perkembang anak yang sangat penting. Karena di masa itu
anak dapat mengoptimalkan potensi tumbuh dan kembangnya dengan asupan gizi
seimbang, perlindungan kesehatan, asuhan penuh kasih sayang dan stimulasi yang
sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan masing – masing anak. Pemberian
stimulasi dapat dilakukan sejak lahir, atau bahkan sejak anak masih dalam
kandungan. Rangsangan ini hendaknya dilakukan secara bertahap, berulang,
konsisten, dan tuntas sehingga memiliki daya ubah / manfaat bagi perkembangan
anak.
Kehadiran Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) yang menjadi bagian dari sistem Pendidikan Nasional Indonesia menjadi
sangat penting bagi peletakan dasar pendidikan anak seperti yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003. PAUD membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini dilakukan dengan tujuan memberikan konsep
yang bermakna bagi anak melalui pengalaman nyata dan bermakna.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan wahana pendidikan yang sangat
fundamental dalam memberikan kerangka dasar bentuk dan berkembangnya
dasar-dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan pada anak. Keberhasilan proses
pendidikan pada masa dini tersebut menjadi dasar untuk proses pendidikan
selanjutnya, Demikian juga keberhasilan proses penyelenggaraan pendidikan pada
lembaga Pendidikan Anak Usia Dini baik dalam lembaga yang berbentuk KB
(Kelompok Bermain) TPA (Taman Penitipan Anak) SPS (Satuan PAUD Sejenis) dan
lain-lain sangat tergantung pada sistem dan proses pendidikan yang dijalankan
oleh pengelola dan pendidik atau guru.
Untuk itu peran pendidik PAUD sangatlah penting dalam proses pendidikan pada
anak usia dini, karena pendidik adalah yang merancang, merencanakan segala
pembelajaran yang akan diberikan kepada anak agar semua pembelajaran dapat
menstimulus tumbuh kembang anak yang di harapkan. Pembelajaran anak usia dini
melalui metode–metode yang bisa diterapkan dalam pembelajaran diantaranya
metode bermain, bercerita, benyanyi, bermain peran, bermain musik, metode
terpadu dan lain sebagainya, melaui metode-metode ini anak akan lebih mudah di
stimulus perkembangan kecerdasannya, tetapi kadang pendidik masih kesulitan
dalam pembuatan APE (Alat Permainan Edukatif), dalam menyajikan pembelajaran
yang sesuai untuk anak usia dini, dan masih terbatas dalam pengetahuan dalam
mendidik anak.
Dan melalui diklat dasar yang telah terselenggara, Pendidik banyak
mendapatkan ilmu untuk bekal dalam mendidik anak usia dini
kearah yang lebih baik dari sebelumnya dan untuk meningkatkan
profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan yang bermutu.
Laporan tugas mandiri ini sebagai tindak lanjut dari diklat dasar yang
telah dilaksanakan dan menjadi kewajiban bagi peserta untuk menyusun
setiap kegiatan yang dilaksanakan di lembaga pendidik PAUD masing-masing.
1.2. DASAR
HUKUM
1. Undang – Undang Dasar 1945
2. Undang – Undang Nomor 20 tahun
2003
3. Permendikbud No. 137 Tahun 2014 Tentang Standar
Nasional PAUD
4. Permendikbud Nomor
146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD
1.3. Manfaat
dan Tujuan Tugas Mandiri
1.3.1
Tujuan
1.3.1.1
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penyusunan Tugas Mandiri ini adalah untuk
mendapatkan sertifikat lulus.
1.3.1.2
Tujuan Umum
Adapun tujuan dalam penyusunan Tugas Mandiri ini adalah untuk memperdalam
pengetahuan peserta Diklat Berjenjang Tingkat Dasar agar dapat mengaplikasikan
pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan materi yang diperoleh.
1.3.2. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penyusun Tugas Mandiri ini adalah:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan..
2. Meningkatkan keterampilan dalam menggelar
sentra.
3. Dapat berintropeksi
diri dalam bertingkah laku.
4. Dapat
menjadikan pendidik yang lebih kreatif.
5. Dapat
memberikan contoh dan arahan kepada orang tua dalam memberikan rangsangan
pendidikan yang lebih menyenangkan.
6. Meningkatkan kualitas dan kompetensi dalam
memahami karakteristik anak berkebutuhan khusus.
7. Dapat
melengkapi administrasi misalnya dengan adanya satuan kegiatan tahunan dan
jaringan tema.
8. Dapat
memahami kesehatan dan ciri anak usia dini.
9. Guru dapat
memahami dan mempraktekan pembuatan RPPH PAUD.
BAB II
WAKTU DAN TEMPAT
PELAKSANAAN
2.1. Waktu
Pelaksanaan
Pelaksanaan
tugas mandiri dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tugas keseharian sebagai pendidik
PAUD dan dilakukan di lembaga PAUD TUNAS BANGSA 02 Prangas Rt.29 Rw.04 Desa
Klepu Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Pelaksanaan tugas
Mandiri dimulai dari tanggal 10 Oktober sampai dengan 11 November 2016. Jadwal
pembelajaran di PAUD TUNAS BANGSA 02 yaitu dari hari Senin sampai dengan hari
Jumat mulai dari pukul 07.30 WIB s/d pukul 10.00 WIB.
2.2. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan tugas mandiri dilakukan di PAUD TUNAS BANGSA 02 yang
beralamatkan di Prangas Rt.29 Rw.04 Desa Klepu Kecamatan Sumbermanjing
Wetan Kabupaten Malang.
BAB III
KEGIATAN YANG
DILAKUKAN
DI PAUD TUNAS BANGSA
02
3.1 Jadwal Kegiatan
NO
|
URAIAN KEGIATAN
|
JUMLAH HARI
|
TANGGAL
|
1
|
Persiapan Kegiatan
|
8 hari
|
10,11,12,13,14,17,19,
20 Oktober 2016
|
2
|
Perencanaan
|
3 hari
|
18,21,24 oktober
2016
|
3
|
Pelaksanaan
|
5 hari
|
31 oktober 2016,
1,2,3,4 November 2016
|
4
|
Penilaian
|
2 hari
|
7, 8 November 2016
|
5
|
Laporan Tugas Mandiri
|
7 hari
|
25,26,27,28 Oktober
2016. 9,10,11 November 2016
|
3.2. Uraian Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan tugas mandiri Diklat Berjenjang
Tingkat Dasar PTK PAUD adalah:
3.2.1. Persiapan
Kegiatan
Persiapan Kegiatan meliputi observasi, identifikasi kebutuhan pembelajaran,
menyiapkan lingkungan, menyiapkan administrasi pembelajaran dan penyelenggaraan,
KBL. Persiapan Kegiatan di lakukan selama 8 hari
3.2.2. Perencanaan
Rencana pembelajaran yang disusun di Pendidikan Anak Usia dini adalah:
Rencana Pembelajaran Tahunan, Rencana Pembelajaran Semester, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian (RPPH).
Kegiatan yang dilakukan dalam mengobservasi penyusunan RPPM dan
RPPH agar pendidik dapat menyusun RPPH dan RPPM dengan baik dan
kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik pula. RPPM dan RPPH disusun
sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan,sesuai dengan tema dan
indikator-indikator yang akan di kembangkan agar tujuan yang ingin dicapai
dalam tumbuh kembang anak dapat tercapai sesuai harapan. Perencanaan RPPH dalam
Tugas Mandiri Diklat Berjenjang Tingkat Dasar dilakukan selama 3 hari
3.2.3. Pelaksanaan
Kegiatan ini sangatlah penting dalam melaksanakan tugas mandiri
karena dalam kegiatan ini, pendidik dapat mengimplementasikan ilmu yang
telah diperoleh ketika mengikuti pendidikan dan latihan dasar.
Kegiatan mengajar yang dilakukan mulai pukul 07.30 - 10.00 WIB. Sesuai
rencana mingguan dan rencana harian yang telah disusun KBM
dilaksanakan dengan konsep bermain, bernyanyi, bercerita bermain peran dan
lain-lain, agar anak-anak senang tetapi mengandung makna dan tujuan serta
indikator yang ingin dikembangkan pada anak-anak usia dini dapat
tercapai dengan baik dan pendidik berperan aktif bersama agar anak dalam
kegiatan ini lebih termotivasi dengan baik serta stimulus yang diberikan sesuai
dengan perkembangan anak. Pendidik memberikan permainan yang dapat menstimulus
kecerdasan otak anak, setelah itu pendidik mengevaluasi kegiatan yang
telah dilakukan. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar ( Praktek RPPH )
dilakukan selama 5 hari
3.2.3.1. Penataan
Tempat Main ( Pijakan Lingkungan)
Guru bertanggung
jawab mengatur tempat main untuk anak, hal yang perlu dilakukan
antara lain:
· Menyiapkan dan menata bahan dan alat main sesuai
dengan rencana dan jadwal kegiatan
hari itu.
· Penataan alat main
harus mencerminkan
rencana pembelajaran yang sudah dibuat.
3.2.3.2. Penyambutan Kedatangan Anak (SOP Penyambutan)
Saat anak datang, sambil menyiapkan tempat dan alat main, guru menyambut
kedatangan anak. Anak-anak langsung diarahkan untuk bermain bebas dulu dengan
teman-teman lainnya sambil menunggu kegiatan dimulai.
3.2.3.3. Main
Pembukaan dan Ikrar Bersama (SOP Pembukaan)
Guru mengajak seluruh anak untuk
membentuk lingkaran besar dengan bergandengan tangan, lalu menyebutkan kegiatan
pembuka yang akan dilakukan. Kegiatan pembuka bisa berupa permainan
tradisional, gerak dan musik, senam dan sebagainya. Agar anak tidak bosan, sebaiknya
permainannya berganti-ganti. Jenis permainan juga dapat dikaitkan dengan tema
dan rencana kegiatan hari itu. Permainan gerakan kasar dapat dijadikan sarana
untuk mendukung perkembangan motorik kasar anak.
Selesai main gerakan kasar, dilanjutkan
dengan pembacaan ikrar syahadat, . Kegiatan ini dapat dilakukan dalam posisi
baris atau posisi melingkar, guru menawarkan kepada anak yang bersedia memimpin
pembacaan ikrar. Jika anak belum siap, pembacaan ikrar dipimpin oleh guru.
Kegiatan pembukaan memerlukan waktu sekitar 30 menit.
3.2.3.4. Transisi Menuju Kelompok
Setelah selesai main pembukaan, bersama
guru anak-anak diajak antri untuk bersih-bersih diri (cuci tangan), mengenalkan
doa masuk kamar kecil, doa keluar kamar kecil dan minum secara teratur.
3.2.3.5. Pijakan Sebelum Main
a. Guru duduk
bersama
anak dalam posisi melingkar.
Guru memberi salam pada anak-anak, mananyakan kabar anak-anak.
b. Guru meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa
saja yang tidak hadir hari ini.
c. Berdoa bersama mintalah anak secara bergiliran
siapa yang akan memimpin doa hari ini.
d. Guru menyampaikan tema
hari ini dan dikaitkan dengan
kehidupan anak.
e. Guru memberi pengetahuan yang berkaitan dengan
tema
f. Guru menanyakan pengetahuan anak tentang
hal yang berkaitan dengan tema.
g. Guru mengenalkan semua alat main yang sudah
disiapkan.
h. Guru menyampaikan bagaimana aturan main, memilih teman
main, memilih mainan, cara menggunakan alat main, kapan memulai dan mengakhiri
main, serta merapikan kembali alat yang sudah dimainkan.
i. Setelah anak siap untuk main, guru
mempersilahkan anak untuk memilih kegiatan bermain yang diminati anak dan
mengarahkan anak untuk
mulai bermain dengan cara bergilirian / antri
bermain dengan teman sebaya.
3.2.3.6. Pijakan Saat Main (Proses saintifik)
a. Beri anak waktu yang cukup
untuk main
agar gagasan maintuntas
dilakukan. Waktu yang diperlukan anak untuk menyelesaikan
gagasannya sekitar
60 menit.
b. Saat anak asyik bermain, guru berkeliling
untuk memantau kegiatan anak.
c. Beri contoh cara main pada anak yang belum bisa
menggunakan bahan/alat.
d. Berikan pujian pada pekerjaan yang dilakukan
anak.
e. Pancing gagasan anak dengan pertanyaan.
f. Beri bantuan pada anak yang mambutuhkan.
g. Catat kegiatan yang dilakukan anak (jenis main,
dan tahapan perkembangan yang dicapai).
h. Kumpulkan hasil kerja anak dengan mencatat nama
dan tanggalnya dilembar kerja anak.
i. Bila waktu tinggal 5 menit, beri tahu
anak-anak untuk bersiap-siap menyudahi kegiatan mainnya.
3.2.3.7. Waktu Beres-Beres
a. Ajak anak membereskan mainan dengan menempatkan
alat main pada tempatnya.
b. Saat beres-beres dapat dilakukan sambil bernyanyi
lagu beres- beres atau lagu lainnya.
c. Bila anak belum terbiasa untuk membereskan, guru
bisa membuat permainan yang menarik agar anak ikut membereskan.
d. Guru menyiapkan tempat untuk setiap jenis alat,
sehingga anak dapat mengelompokan alat main sesuai dengan tempatnya.
e. Setelah selesai beres-beres, persilahkan anak untuk
mambersihkan diri, ganti pakaian bila basah/kotor dan minum dengan antri.
3.2.3.8. Makan Bekal Bersama
a. Makan bekal
bersama merupakan bagian penting dalam proses
pembelajaran.
b. Anak-anak boleh
membawa makanan ringan dari rumah.
c. Sebelum makan
bersama, guru mengecek apakah ada anak yang tidak membawa makanan. Jika ada,
tanyakan siapa yang mau memberi makanan/shadaqoh pada temannya (mengenalkan
konsep berbagi).
d. Beritahukan
jenis makanan yang sehat dan tidak.
e. Biasakan tata
cara makan yang baik (adab makan).
f. Libatkan
anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungkus ke tempat sampah.
3.2.3.9. Pijakan Setelah Main
a. Bila anak
sudah rapi, mereka diminta duduk melingkar bersama guru.
b. Guru bertanya
kepada setiap anak secara bergiliran tentang kegiatan main yang tadi dilakukan
kegiatan menanyakan kembali melatih daya ingat anak, menambah kosa kata dan
berbicara secara runtut sesuai pengalaman mainnya.
c. Jika ada anak
yang pendiam atau mangalami hambatan bicara agar banyak diberi kesempatan untuk
berbicara dan bertanya.
3.2.3.10. Kegiatan Penutup
a. Guru dapat
mengajak anak menyanyi.
b. Guru
menyampaikan rencana kegiatan besok dan menganjurkan anak untuk melanjutkan
bermain yang sama di rumah.
c. Guru meminta
anak secara bergilir saat pulang, digunakan urutan tinggi badan untuk keluar
dan bersalaman lebih dahulu.
3.2.4. Penilaian
Setelah
melaksanakan rangkaian sebelumnya, peserta Diklat Berjenjang Tingkat Dasar
meminta nilai kepada Kepala Sekolah, meminta tanda tangan dari kepala Sekolah,
pendamping, panitia, dan juga ketua provider. Penilaian dilakukan selama 2
hari.
3.2.5. Laporan Tugas Mandiri
Penyusunan laporan Tugas Mandiri dilakukan selama 7 hari, yaitu meliputi
menyusun Kata Pengantar, lembar pengesahan, bab 1, bab 2, bab 3, bab 4, bab 5,
lampiran lampiran, dokumentasi, dan instrumen penilaian.
3.3. Hasil Yang Diperoleh
Hasil yang di peroleh dari
kegiatan tersebut adalah:
1. Dengan melakukan observasi dan identivikasi
pendidik dapat mengetahuhi bagaimana tumbuh kembang anak usia dini.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta kebutuhan–kebutuhan apa saja yang
menunjang bagi tumbuh kembang anak usia dini, sehingga anak usia dini dapat
tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan.
2. Dengan menyusun rencana pembelajaran, diharapkan
pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan terarah, dan
pembelajaran mencapai indikator-indikator yang ingin
dikembangkan dan tercapai tujuan yang diharapkan. Selain itu dari
perencanaan pembelajaran ini diharapkan pendidik dapat berperan aktif dalam
pembelajaran serta pendidik sudah siap dalam mendidik anak usia dini.
3. Hasil yang ingin diperoleh dalam kegiatan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan dapat berjalan dengan
baik . Ilmu yang diperoleh dalam kegiatan diklat dasar dapat diimplementasikan
ketika pembelajaran dilaksanakan. Mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan
penutup. Pendidik harus berperan aktif dalam membimbing anak usia dini, karena
pendidik berperan penting dalam kegiatan ini. Kegiatan belajar mengajar tidak
lepas dari rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya, dan setelah
melaksanakan kegiatan pendidik dibiasakan membuat evaluasi harian agar
perkembangan anak terpantau setiap harinya, untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
4. Hasil yang diperoleh dari kegiatan diskusi dan
evaluasi adalah diharapkan para pendidik PAUD semakin paham setelah melaksanakan
tugas mandiri dan dapat berbagi ilmu dengan pendidik yang belum
mengikuti diklat. Evaluasi diharapkan untuk memperbaiki apabila ada
kekurangan atau hambatan yang ditemukan ketika melaksanakan tugas mandiri dan
penyusunan laporan tugas mandiri.
5. Setelah menyerahkan laporan tugas mandiri
diharapkan hasil dari semua kegiatan dapat terus diimplimentasikan di lembaga
PAUD dan dapat terus mencari ilmu agar lembaga PAUD masing-masing
lebih baik dan bermutu baik dari pendidikannya dan kelembagaannya. Dan
diharapkan laporan mendapat penilaian yang baik, meskipun dalam
penyusunannya belum sempurna serta dapat bermanfaat bagi pendidik PAUD
khususnya dan umumnya bagi dunia pendidikan.
BAB IV
EVALUASI
4.1. Permasalahan
a. Permasalahan yang ditemukan
saat melaksanakan observasi dan identivikasi kebutuhan tugas
mandiri, sarana dan prasarana yang ada di lembaga PAUD TUNAS BANGSA 02 belum
memadai, seperti alat permainan edukatif (APE) bagi anak.
b. Masalah ditemukan dalam penyusunan rencana
pembelajaran, pendidik kadang menemukan kesulitan dalam menentukan indikator
yang ingin dikembangkan dan format penyusunannya beragam antara lembaga PAUD
yang satu dengan yang lainnya berbeda.
c. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
masalah yang ditemukan adalah kesulitan dalam menghadapi anak, strategi apa
yang harus digunakan dalam menghadapi anak yang beragam, apabila sedang
melakukan kegiatan belajar mengajar.
4.2. Pemecahan
1. Pemecahan dalam menghadapi masalah tersebut
adalah: Pendidik harus dapat menyiapakan lingkungan belajar meskipun
sarananya terbatas. Untuk APE pendidik dapat membuat dari berbagai alat yang
ada disekitar yang tentunya aman bagi anak dan dapat menumbuhkan kecerdasan
anak.
2. Pendidik mempunyai pedoman dalam penyusunan
rencana pembelajaran yaitu Peraturan Mentri Pendidikan Nasional
Rebuplik Indonesia Nomor 58 tahun 2009, tentang standar pendidikan anak usia
dini dan format yang digunakan adalah format yang mudah dan
dimengerti oleh pendidik sesuai pedoman yang ada.
3. Dalam kegiatan pembelajaran masalah pasti selalu
muncul, Pendidik harus mempunyai strategi dalam menghadapinya
dan harus banyak berdiskusi dengan pendidik lain serta yang sangat
penting dengan orang tua.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pendidikan anak usia dini dilakukan dengan tujuan memberikan
konsep yang bermakna bagi anak melalui pengalaman nyata dan bermakna. Hanya
melalui pengalaman nyata dan bermaknalah anak menunjukan aktivitas dan rasa
ingin tahu (curiousity) secara optimal dan menempatkan posisi pendidik
sebagai pendamping, pembimbing serta fasilitator bagi
anak, menghindari bentuk pembelajaran yang hanya berorientasi pada
kehendak guru yang menempatkan anak secara pasif dan guru menjadi
dominan.
Pendidikan anak usia dini sangatlah penting bagi anak usia 0-6 tahun karena
masa ini adalah masa keemasan untuk kecerdasan anak dan agar anak siap
melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya.
Untuk itu melalui diklat berjenjang
tingkat dasar yang telah di selenggarakan, para pendidik banyak mendapatkan
ilmu untuk bekal dalam mendidik anak usia dini ke arah yang lebih
baik dari yang sebelumnya dan untuk meningkatkan
profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan PAUD agar menjadi pendidik dan kependidikan
yang bermutu.
Dan laporan tugas mandiri ini merupakan
tindak lanjut dari diklat berjenjang tingkat dasar yang telah dilaksanakan dan
menjadi kewajiban bagi peserta untuk menyusun setiap kegiatan dilembaga PAUD
tempat tugas pendidik melaksanakan tugas.
5.2. Saran
Semoga diklat berjenjang tingkat dasar
ini sebagai langkah awal pemerintah/mentri pendidikan dalam memperbaiki mutu
pendidikan anak usia dini. Selain itu, kami sebagai pendidik anak
usia dini terus menunggu program-program pemerintah yang dapat
memberikan ilmu bagi pendidik sehingga pendidik banyak pengalaman,
pengetahuan yang dapat dijadikan bekal dalam mendidik anak usia
dini, dan pendidik mengharapkan pemerintah/mentri pendidikan anak usia dini
dapat memfasilitasi kegiatan selanjutnya.
Post a Comment for " sejarah paud dharma wanita candi gedongsongo "