Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

contoh laporan wisata ke jakarta



MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PENGETAHUAN TENTANG KEINDAHAN NUSANTARA MELALUI KUNJUNGAN KE OBYEK WISATA





LAPORAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018

Disusun oleh :
1.             Berliana Indah Cahyani                       VIII E
2.             Isfa Rivani                                           VIII E
3.             Tiara Puspitasari                                   VIII E
4.             Bagas Nur Arifin                                 VIII E
5.             Tri Sutimah                                          VIII E





SMP NEGERI 2 SUMOWONO
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2018


PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Laporan kegiatan kunjungan yang berjudul “MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PENGETAHUAN TENTANG KEINDAHAN NUSANTARA MELALUI KUNJUNGAN KE OBYEK WISATA” ini telah disetujui oleh guru pembimbing dan disahkan oleh Kepala SMP Negeri 2 Sumowono pada  :

Hari                                         :
Tanggal                                   :



Mengesahkan                                                                 Menyetujui
Kepala SMP Negeri 2 Sumowono                                 Guru Pembimbing



Sri Utami, S.Pd                                                             Dra. Sri Ambarawati
NIP. 19730308 199903 2 004                                     NIP. 19641110 20003 2003
















MOTTO

1.            Selalu menjadi orang yang optimis, bahwa kehidupan ini penuh dengan kesempatan dan peluang untuk meraih kesuksesan.
2.            Menghargai waktu dan selalu disiplin dalam berbagai hal.
3.            Berusaha menjadi manusia teladan yaitu manusia yang mampu ditiru orang lain.
4.            Menjadi orang yang selalu jujur dalam segala hal.
5.            Berusaha dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dalam pekerjaan.
6.            Tiada hari tanpa senyuman.
7.            Menjadi orang penting itu baik tetapi lebih penting menjadi orang baik.
8.            Kesopanan dan kedisiplinan adalah kunci yang baik bagi kebaikan produktifitas kerja.
9.            Jadilah orang bijak yang mengambil keputusan yang baik.
10.        Jadikanlah ilmu yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
















PERSEMBAHAN

Laporan kegiatan kunjungan yang berjudul “MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PENGETAHUAN TENTANG KEINDAHAN NUSANTARA MELALUI KUNJUNGAN KE OBYEK WISATA” ini penulis persembahkan kepada :
1.       Ibu Sri Utami, S.Pd.,  selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Sumowono yang telah memberikan ijin kepada kami
2.       Ibu Dra. Sri Ambarawati, selaku guru pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan
3.       Ayah dan ibu yang telah memberikan dorongan baik moral maupun spiritual
4.       Teman–teman semua yang telah memberikan bantaun dan dorongan
5.       Semua pihak yang telah memberikan motivasinya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
















KATA PENGANTAR

Dengan ini penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis akhirnya dapat meyelesaikan Laporan kegiatan kunjungan yang “MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PENGETAHUAN TENTANG KEINDAHAN NUSANTARA MELALUI KUNJUNGAN KE OBYEK WISATA” ini dengan baik.
Laporan kegiatan kunjungan yang berjudul “MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PENGETAHUAN TENTANG KEINDAHAN NUSANTARA MELALUI KUNJUNGAN KE OBYEK WISATA” penulis susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.
Terwujud dan selesainya laporan ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.      Ibu Sri Utami, S.Pd.,  selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Sumowono yang telah memberikan ijin kepada kami
2.      Ibu Dra. Sri Ambarawati, selaku guru pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan
3.      Ayah dan ibu yang telah memberikan dorongan baik moral maupun spiritual
4.      Teman–teman semua yang telah memberikan bantaun dan dorongan
5.      Semua pihak yang telah memberikan motivasinya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
6.      Segenap pembaca yang budiman
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dan berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Akhirnya, cukup sekian yang dapat penulis sampaikan dan atas semua batuannya saya ucapan banyak terimakasih. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik . Amin.
                                                                                               
Sumowono,     Januari 2018

                                                                                    Penulis



DAFTAR ISI








BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
            Karya wisata adalah kegiatan wisata yang dilakukan untuk menambah pengalaman dan pengetahuan. Dengan berwisata dapat belajar memahami secara langsung ke tempat wisata yang bersejarah yang dapat menunjang pembelajaran sekolah.
            Selain unsur sejarah dapat mempelajaro obyek wisata secara langsung menambah ilmu dan dapat menambah pengetahuan penulis. Obyek wisata di Jakarta-Bandung berkaitan dengan sejarah juga dengan pembelajaran sekolah dan tekhnologi.
Dalam laporan ini membahas tentang beberapa obyek wisata antara lain : Masjid Istiqlal, Monumen Nasional, Lubang Buaya, TMII, IPTEK, Museum Geologi, Trans Studio Bandung dan Cibaduyut.

1.2       Tujuan
Tujuan yang hendak penulis capai dalam pembuatan laporan perjalanan ini serta dalam pelaksanaan study tour sebagai berikut :
1.              Memenuhi atau menjalankan program tahunan OSIS
2.              Menyelesaikan tugas yang diberikan sekolah
3.              Untuk mengetahui beberapa obyek wisata yang mengandung beberapa unsur-unsur yang sangat mendukung proses pembelajaran di sekolah.
4.              Untuk lebih mengenal dan mengetahui beberapa tempat pembelajaran yang berbentuk tempat wisata
5.              Sebagai inspirasi dan meningkatkan kreativitas siswa
6.              Menambah wawasan para siswa
7.              Untuk melatih keterampilan menulis
8.              Dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapat sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
9.              Memupuk tali persaudaraan antara sesama siswa

1.3       Waktu Pelaksanaan
Kegiatan wisata ini dilaksanakan pada :
Hari                 : Selasa – Jum’at
Tanggal           : 16-20 Januari 2018

1.4       Tempat
a. Jakarta
·         Masjid Istiqlal
·         Monas
·         Lubang Buaya
·         TMII
·         IPTEK
b. Bandung
·         Museum Geologi
·         Trans Studio Bandung
·         Cibaduyut

1.5       Peserta
Kegiatan ini dilaksanakan oleh semua murid kelas VIII dan wali kelas yang terdiri atas :
·         Seluruh murid kelas VIII A-VIII E (89 orang)
·         Wali kelas VIII A-VIII E
·         Panitia
Diikiuti juga oleh :
1.      Pemandu wisata
2.      Sopir bus 1 dan bus 2
3.      Pendamping
4.      Pembimbing

1.6       Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini ada 2 metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data yaitu observasi dan studi pustaka.
1.      Observasi
Penulis mengadakan pengamatan secara langsung atau mengunjungi obyek wisata secara langsung dan mencatat data-data sesuai dengan materi yang penulis butuhkan
2.      Study Pustaka
Penulis mencari sumber informasi dari buku dan internet.










BAB II
OBYEK WISATA DI WILAYAH JAKARTA DAN BANDUNG

Setelah kami melakukan perjalanan panjang, akhirnya kami berhenti di rumah makan pukul 19.00 WIB untuk makan malam bersama, setelah itu sholat dan setelah kami istirahat sebentar di rumah makan.
Setelah kurang lebih satu jam kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Dalam perjalanan ada yang menyumbangkan suaranya untuk hiduran dengan berkaraoke, jadi tidak terasa melelahkan. Setelah itu kami tidur dan tidak terasa kami tiba di Masjid Istiqlal Jakarta pukul 05.00 WIB. Kami turun untuk mandi kami menuju parkiran bus untuk sarapan. Setelah sarapan kami kembali naik bus untuk melanjutkan perjalanan ke Monas. Setelah sampai kami berfoto-foto sambil menunggu Monas dibuka. Setelah dibuka kami masuk ke terowongan yang langsung menembus kedalam Monas, Disana ada teks proklamasi auntentik dan suara pidato dari Ir. Soekarno tetapi sayang perjalanan berakhir di cawan Monas. Sebelum itu kami berfoto di cawan Monas sambil melihat pemandangan. Lalu kami menaiki kereta menuju gerbang keluar Monas. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Museum Pancasila Sakti. Saat sampai di museum Pancasila Sakti sambil dijelaskan, kami melihat sumur maut yang sudah tua. Kemudian kami meninggalkan museum untuk menuju bus dan melanjutkan perjalanan menuju TMII dan IPTEK untuk melihat alat peraga. Setelah puas kami menuju rumah makan sambil mendengarkan musik. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju Hotel Serena, sesampainya dihotel kami mengambil kartu kamar hotel. Di hotel kami bersenang-senang dan istirahat. Pagi harinya kami mandi, setelah mandi kami pergi sarapan prasmanan bersama-sama. Setelah itu kami berbenah dan melanjutkan perjalanan ke museum Geologi, sesampainya di museum kami melihat barang-barang yang bersejarah. Kemudian kami melanjutkan ke Trans Studio Bandung. Setelah sampai disana siswa-siswi harus mengantri untuk masuk, kemudian kami diperiksa tasnya karena tidak boleh membawa makanan, kami masuk dan mencoba wahana yang ada disana, pada jam 15.00 WIB kami meninggalkan Trans Studio Bandung dan makan siang di bus. Setellah itu kami melanjutkan ke Cibaduyut, sesampainya disana kami diberi waktu sampai jam 17.30 WIB untuk berbelanja. Disana ada makanan khas Bandung yaitu peuyem. Setelah membawa makanan khas di Bandungkami meunju bus ke restoran dan pulang.

2.1       Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal ialah masjid terbesar di Asia Tenggara. Sebagai rasa syukur atas kemerdekaan yang diperoleh republik Indonesia masjid Istiqlaldapat kita artikan Merdeka. Ide awal pembangunan masjid ini ialah dari bapak. KH. Wahid hasyim (menteri agama tahun 1950) dan bapak Anwar Cokroaminoto. Tahun 1953 dibentuk lah pantia pembangunan masjid Istiqlal yang diketuai oleh Bapak. Anwar Cokroaminoto. Belio menyampaikan rencana pembangunan masjid pada Ir. Soekarno dan ternyata mendapatkan sambutan hangat dan akan mendapat bantuan sepenuhnya dari presiden.
Ir. Soekarno sejak tahun 1954 oleh panitia diangkat menjadi kepala bagian teknik pembangunan Masdjid istiqlal, dan belio juga menjadi ketua dewan juri untuk menilai syayembara maket Istiqlal. Tahun 1955 diadakan syayembara memebuat gambar dan Maket pembangunan masjid Istiqal. Diikuti oleh 30 Orang peserta dan hanya 27 orang peserta yang menyereahkan gambar. Dan hanya 22 orang saja yang memenuhi persyaratan lomba. Setelah di diskusikan oleh dewa juri yang menjadi pemenang ialah 5 orang dan dari 5 orang terebut terpilih Arsitek F Silaban dengan Sandi ketuhanan.
Pada tahun 1961 diadakan penanaman tiang pancang pertama pembangunan masjid Istiqlal. 17 tahun kemudian bangunan masjid selesai dibangun, dan penggunaannya dilakukan sejak tanggal 22 Februari 1978. Pembangunan majid ini didanai dengan APBN sebanyak 7.000.000.000 dan 12.000.000 US. Luas tanah areal masjid Istoqlal ialah 9.3 hektar. Lokasi pembangunan gedung ialah seluas 2,5 hektar terdiri dari; gedung Induk/Utama dan balkon bertingkat lima luasnya 1 hektar, bangunan teras 1,5 hektar, Areal parkir luasnya 3,35 Hektar, Pertamaan dan air mancur seluas 3,47 hektar.
Konstruksi Bangunan:
Tiang pancang seluruhnya 5.138 tiang, termasuk 180 tiang pada gedung pendahuluan. Seluruh Bangunan, konstruksi Beton Bertulang. Lantai dan dinding baik dalam maupun luar seluruhnya terbuat dari Marmer, kecuali lantai teras raksasa. Plafond  seluruhnya yaitu balkon, borde tangga, jendela, terawang, lisplank, kusen, dan tempat wudlu seluruhnya terbuat dari stainles steel, seberat 377 ton. Kubah bebrbentuk setengah bola dengan fasilitas :
1.      Kerangk polyhendra eks Jerman Barat
2.      Konstruksi Beton bertulang garis tengah 45 meter
3.      Ditunjang 12 Tiang kolom bergaris tengah 2,5 meter, dihubungkan denga beton ring berukuran 2,45 meter
4.      Dipuncak Kubah dipasang lambang bulan Bintang terbuat dari stainlees steel  tinggi tiang 17 meter,. Bergaris tengah 3 meter, berat seluruhya 2,5 ton.
5.      Kubah kecil diatas gedung pendahuluan bergaris tengah 8 meter
6.      Menara, letaknya disebelah timur dengan ketinggian 66,66 meter (melambangkan jumlah ayat alquran. Puncak menara dengan ketinggian 30 meter dan berat 28 ton terletak diatas tempat azan.
7.      Bagian Gedung/Bangunan Masjid Istiqlal:
8.      Gedung Induk/ Utama da Balkon bertingkat lima adalah tempat sholat
9.      Gedung pendahuluan
10.  Gedung penghubug
11.  Teras raksasa di lantai dua, luasnya 19.800 m2.
12.  Koridor di lantai dua
13.  Lantai dasar tempat perkantoran, seluas 25.000 m2
Pintu gerbang masuk areal masjid Istiqlal, terdiri dari;
·         Sebelah Selatan            : 3 buah
·         Sebelah Timur              : 1 buah
·         Sebelah Utara               : 3 buah
Pintu Masuk masjid Istiqlal
·         Sebelah barat: Pintu Al-malik (Pintu VIP) No 26
·         Sebelah selatan: Pintu Ar-Rahman (no. 31), Pintu Ar Rozak (no. 14), Pintu Al Ghafar (no. 19)
Tangga masuk gerbang Utama
·         Jumlah tangga menuju lantai utama sebanyak 11 buah, tiga diantaranya berukuran besar, berfungsi sebagai tangga utama.
·         Tiga buah tagga berukuran besar berukuran lebar 15 m
·         Delapan buah tangga berukuran lebar 3n
·         Lift khusus penyandang cacat
Bangunan Penunjang Lainnya
1.      Gedung tempat pemotongan hewan Qurban, sebelah Timur masjid seluas 144m2
2.      Gedung jaga satpam dan Wartel sebelah utara masjid seluas 50 m2.
3.      Pos jaga satpam, disebelah Timur dan Selatan masjid

Sarana dan Prasarana masjid Istiqlal
Sarana penunjang kebersiahan
·        Tempat wudlu ada 600 kran, dapat melayani 600 jamaah secara bersamaan
·        Kamar mandi dan WC tertutup rapat sebanyak 52 Kamar terdiri atas; Emper Barat dekat menara 12 kamar, Emper Selatan 12 kamar, Emper Timur 28 Kamar
·        Lokasi Urinoir ada dua tempat yang dapat menampung kurang lebih 80 Orang
·        Sumur Artetis ada tiga buah untuk penyediaan air bersih, berkapasitas 600 liter permenit
·        Air Pam untuk penyediaan air bersih, berkapasitas 0,117 m3 permenit atau perbulan berkapasitas5,065 M3.

Sarana penerangan
·         Sarana penerangan listrik bekerjasama dengan PLN, dilengkapi 1 gardu berkapasitas 1.730 KVA. Untuk menagglangi pemadaman arus listrik dari PLN disediakan 3 buah generator: 2 buah berkekuatan 100 KVA, dan 1 buah berkekuatan 500 KVA.
·         Daya yang terpakai rata-rata 151,32 KVA = 151.320 Watt
·         AC central 330 unit dengan kapasitas 10.110 KVA
·         Lampu TL sebanyak 5.325 Unit = 213 KVA/213.000 Watt
Sarana Penunjang Kemanan
·        Metal detektor untuk ceking benda terlarang di dalam badan dan juga barang bawaan.
·        Miror detektor untuk ceking benda terlarang didalam mobil
·        Security door khusus untuk ceking benda terlarang yang mungkin ada pada badan/ pakaian seseorang
·        HT yang digunakan untuk komunikasi petugas satpam.
Daya Tampung Masjid
Untuk shalat berjamaah seluruhnya dapat menampung 200.000 jamaah dengan rincian:
·         Gedung Induk/Utama                         : 61.000 jamaah
·         Gedung Pendahuluan                          :   8.000 jamaah
·         Teras raksasa                           : 50.000 jamaah
·         Koridor dan tempat ainya                   : 81.000 jamaah
Daya tampung pelataran parkir, dapat menampung 800 kendaraan.
Perkantoran, Ruag sidang, Ruang tunggu, Ruang Pelaksana teknis lainnya menempati lantaidasar seluas 25.000 M2.
Kantor badan pelaksana pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI)
Lembaga kegamaan yang berkantor di masjid istiqlal;
·           Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat
·           Dewan masjid Indonesia (DMI) pusat
·           Dewan penseht pembinaan dan pelestarian perkawinan Pusat (BP4) Pusat
·           Badan komunikasi pemuda remaja masjid Indonesia (BKPRMI)
·           Lembaga pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) tingkat nasional
·           Pusat perpustakan Islam Indonesia (PPII)
·           Terjemah Alquran selama 40 jam
·           Badan pembina Rohani islam (BABINROHIS)
·           Himpunan Seni dan Budaya Islam (HSBI)
·           Ikatan persaudaraan Qori Qoriah hafiz hafizah Indonesia (IPQOH)
·           Kantor tabloid jum’at
·           Badan musyawarah Organisasi Islam wanita Indonesia (BMOIWI)
·           Kantor Sekertariat majelis Ilmuan Muslim Muslimah sedunia Cabang Indonesia
Ruang sidang dan aula salah satunya berukuran 18 x 24 m
Ruang tunggu khusus VIP
Unit pelaksana teknis masjid Istiqlal
·          Perpustakaan masjid Istiqlal
·          Koperasi masjid Istiqlal
·          Pramuka masjid Istiqlal
·          Taman kanak-kanak masji Istiqlal
·          Pengajian
·          Poliklinik Masjid Istiqlal
·          KBIH masjid Istiqlal
Bedug dan Kaligrafi
Bedug masjid Istiqlal terbear di Indonesia, dengan ukuran :
·           Garis tengah depan 2 meter
·           Garis tengah bgian belakang 1,71 meter
·           Panjang 3 meter
·           Berat 2.30 ton
·           Jenis kayu meranti merah dari Kalimantan Timur
Kaligrafi di ruang utama
·         Bagian depan ruang mama, sebelah kanan lafaz jalalah (Allah), di ruang surat Thaha ayat ayat 14, dan sebelah kiri lafaz
·         Ditengah-tengah lingkaran kubah lafadz ayat Qursi dan Surat Al-Ikhlas

2.2       Monumen Nasional (MONAS)
Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 - 15.00 WIB. Pada hari Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk umum.
Sejarah
Setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta setelah sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950 menyusul pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1949, Presiden Sukarno mulai merencanakan pembangunan sebuah monumen nasional yang setara dengan Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana Merdeka. Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi penerus bangsa.
Pada tanggal 17 Agustus 1954 sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan monumen nasional digelar pada tahun 1955. Terdapat 51 karya yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad. Sayembara kedua digelar pada tahun 1960 tetapi sekali lagi tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Sukarno. Akan tetapi Sukarno kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni. Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk. Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil, dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik. Sukarno kemudian meminta arsitek R.M. Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan angka 17, 8 dan 45, melambangkan 17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ke dalam rancangan monumen itu.[1][2][3] Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80 hektare. Tugu ini diarsiteki oleh Frederich Silaban dan R. M. Soedarsono, mulai dibangun 17 Agustus 1961.

Pembangunan

Soekarno menginspeksi pembangunan Monas. Foto ini dibuat sekitar tahun 1963-1964.
Pembangunan terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama, kurun 1961/1962 - 1964/1965 dimulai dengan dimulainya secara resmi pembangunan pada tanggal 17 Agustus 1961 dengan Sukarno secara seremonial menancapkan pasak beton pertama. Total 284 pasak beton digunakan sebagai fondasi bangunan. Sebanyak 360 pasak bumi ditanamkan untuk fondasi museum sejarah nasional. Keseluruhan pemancangan fondasi rampung pada bulan Maret 1962. Dinding museum di dasar bangunan selesai pada bulan Oktober. Pembangunan obelisk kemudian dimulai dan akhirnya rampung pada bulan Agustus 1963. Pembangunan tahap kedua berlangsung pada kurun 1966 hingga 1968 akibat terjadinya Gerakan 30 September sehingga tahap ini sempat tertunda. Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan menambahkan diorama pada museum sejarah. Meskipun pembangunan telah rampung, masalah masih saja terjadi, antara lain kebocoran air yang menggenangi museum. Monumen secara resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto.[4][5] Lokasi pembangunan monumen ini dikenal dengan nama Medan Merdeka. Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur Medan Merdeka dipenuhi pengunjung yang berekreasi menikmati pemandangan Tugu Monas dan melakukan berbagai aktivitas dalam taman.

Monumen Nasional dalam tahap pembangunan.

Rancang bangun Tugu Monas berdasarkan pada konsep pasangan universal yang abadi; Lingga dan Yoni. Tugu obelisk yang menjulang tinggi adalah lingga yang melambangkan laki-laki, elemen maskulin yang bersifat aktif dan positif, serta melambangkan siang hari. Sementara pelataran cawan landasan obelisk adalah Yoni yang melambangkan perempuan, elemen feminin yang pasif dan negatif, serta melambangkan malam hari.[6] Lingga dan yoni merupakan lambang kesuburan dan kesatuan harmonis yang saling melengkapi sedari masa prasejarah Indonesia. Selain itu bentuk Tugu Monas juga dapat ditafsirkan sebagai sepasang "alu" dan "Lesung", alat penumbuk padi yang didapati dalam setiap rumah tangga petani tradisional Indonesia. Dengan demikian rancang bangun Monas penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Monumen terdiri atas 117,7 meter obelisk di atas landasan persegi setinggi 17 meter, pelataran cawan. Monumen ini dilapisi dengan marmer Italia.
Kolam di Taman Medan Merdeka Utara berukuran 25 x 25 meter dirancang sebagai bagian dari sistem pendingin udara sekaligus mempercantik penampilan Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kudanya, terbuat dari perunggu seberat 8 ton. Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato[7] sebagai sumbangan oleh Konsul Jenderal Kehormatan, Dr. Mario, di Indonesia. Pintu masuk Monas terdapat di taman Medan Merdeka Utara dekat patung Pangeran Diponegoro. Pintu masuk melalui terowongan yang berada 3 m di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung menuju tugu Monas. Loket tiket berada di ujung terowongan. Ketika pengunjung naik kembali ke permukaan tanah di sisi utara Monas, pengunjung dapat melanjutkan berkeliling melihat relief sejarah perjuangan Indonesia; masuk ke dalam museum sejarah nasional melalui pintu di sudut timur laut, atau langsung naik ke tengah menuju ruang kemerdekaan atau lift menuju pelataran puncak monumen.Relief timbul sejarah Indonesia menampilkan Gajah Mada dan sejarah Majapahit
Pada tiap sudut halaman luar yang mengelilingi monumen terdapat relief yang menggambarkan sejarah Indonesia. Relief ini bermula di sudut timur laut dengan mengabadikan kejayaan Nusantara pada masa lampau; menampilkan sejarah Singhasari dan Majapahit. Relief ini berlanjut secara kronologis searah jarum jam menuju sudut tenggara, barat daya, dan barat laut. Secara kronologis menggambarkan masa penjajahan Belanda, perlawanan rakyat Indonesia dan pahlawan-pahlawan nasional Indonesia, terbentuknya organisasi modern yang memperjuangkan Indonesia Merdeka pada awal abad ke-20, Sumpah Pemuda, Pendudukan Jepang dan Perang Dunia II, proklamasi kemerdekaan Indonesia disusul Revolusi dan Perang kemerdekaan Republik Indonesia, hingga mencapai masa pembangunan Indonesia modern. Relief dan patung-patung ini dibuat dari semen dengan kerangka pipa atau logam, namun beberapa patung dan arca tampak tak terawat dan rusak akibat hujan serta cuaca tropis.
Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah, terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia. Ruang besar museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang. Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah, sehingga menjadi total 51 diorama. Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa Orde Baru. Diorama ini dimula dari sudut timur laut bergerak searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia; mulai masa pra sejarah, masa kemaharajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit, disusul masa penjajahan bangsa Eropa yang disusul perlawanan para pahlawan nasional pra kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda. Diorama berlangsung terus hingga masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke-20, pendudukan Jepang, perang kemerdekaan dan masa revolusi, hingga masa Orde Baru pada masa pemerintahan Suharto.

Ruang kemerdekaan

Di bagian dalam cawan monumen terdapat Ruang Kemerdekaan berbentuk amphitheater. Ruangan ini dapat dicapai melalui tangga berputar di dari pintu sisi utara dan selatan. Ruangan ini menyimpan simbol kenegaraan dan kemerdekaan Republik Indonesia. Diantaranya naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang disimpan dalam kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas, lambang negara Indonesia, peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlapis emas, dan bendera merah putih, dan dinding yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.[1][8]. Di dalam Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional ini digunakan sebagai ruang tenang untuk mengheningkan cipta dan bermeditasi mengenang hakikat kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia. Naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia disimpan dalam kotak kaca dalam pintu gerbang berlapis emas. Pintu mekanis ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton berlapis emas dihiasi ukiran bunga Wijaya Kusuma yang melambangkan keabadian, serta bunga Teratai yang melambangkan kesucian. Pintu ini terletak pada dinding sisi barat tepat di tengah ruangan dan berlapis marmer hitam. Pintu ini dikenal dengan nama Gerbang Kemerdekaan yang secara mekanis akan membuka seraya memperdengarkan lagu "Padamu Negeri" diikuti kemudian oleh rekaman suara Sukarno tengah membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945. Pada sisi selatan terdapat patung Garuda Pancasila, lambang negara Indonesia terbuat dari perunggu seberat 3,5 ton dan berlapis emas. Pada sisi timur terdapat tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu, seharusnya sisi ini menampilkan bendera yang paling suci dan dimuliakan Sang Saka Merah Putih, yang aslinya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Akan tetapi karena kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini tidak dipamerkan. Sisi utara dinding marmer hitam ini menampilkan kepulauan Nusantara berlapis emas, melambangkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pelataran Puncak dan Api Kemerdekaan
Pelataran setinggi 115 meter tempat pengunjung dapat menikmati panorama Jakarta dari ketinggian
Sebuah elevator (lift) pada pintu sisi selatan akan membawa pengunjung menuju pelataran puncak berukuran 11 x 11 meter di ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. Lift ini berkapasitas 11 orang sekali angkut. Pelataran puncak ini dapat menampung sekitar 50 orang, serta terdapat teropong untuk melihat panorama Jakarta lebih dekat. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, di arah ke selatan terlihat dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil.
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang nyala lampu perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah api atau obor ini berukuran tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian yang disatukan. Lidah api ini sebagai simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan. Awalnya nyala api perunggu ini dilapisi lembaran emas seberat 35 kilogram[1], akan tetapi untuk menyambut perayaan setengah abad (50 tahun) kemerdekaan Indonesia pada tahun 1995, lembaran emas ini dilapis ulang sehingga mencapai berat 50 kilogram lembaran emas.[9] Puncak tugu berupa "Api Nan Tak Kunjung Padam" yang bermakna agar Bangsa Indonesia senantiasa memiliki semangat yang menyala-nyala dalam berjuang dan tidak pernah surut atau padam sepanjang masa. Pelataran cawan memberikan pemandangan bagi pengunjung dari ketinggian 17 meter dari permukaan tanah. Pelataran cawan dapat dicapai melalui elevator ketika turun dari pelataran puncak, atau melalui tangga mencapai dasar cawan. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 meter, sedangkan rentang tinggi antara ruang museum sejarah ke dasar cawan adalah 8 m (3 meter di bawah tanah ditambah 5 meter tangga menuju dasar cawan). Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 meter, semuanya merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).
Sebanyak 28 kg dari 38 kg emas pada obor monas tersebut merupakan sumbangan dari Teuku Markam, seorang pengusaha Aceh yang pernah menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.

2.3       Museum Lubang Buaya
Lubang Buaya atau Monumen Pancasila Sakti dibangun di areal tanah luas lebih kurang 14 Hektar, terletak di Desa Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Lokasi Monumen Pancasila Sakti berbatasan sebelah selatan dengan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangka. Sebelah utara Lanuman Halim Perdana Kusuma, sebelah timur Pasar Pondok Gede atau Bekasi, dan sebelah barat Taman Mini Indonesia atau asrama Haji Indonesia, PondokGede. Beberapa bulan menjelang 30 September 1965, digunakan PKI dan organisasi massanya sebagai tempat latihan kemiliteran dalam pemberontakan.
Museum Lubang Buaya berisi sumur tua yang di dalamnya terdapat para pahlawan revolusi yang disiksa lalu dibuang di sumur tersebut oleh para pemberontak PKI.
DSCF0407
Ciri khusus lain  dari museum ini yaitu terdapat patung relief sembilan jenderal Angkatan Darat yang dibunuh bersamaan, dengan diatasnya burung garuda yang membentangkan sayapnya yang disebut monumen pancasila
monumen pancasila. Serta, diorama ataupun relief lain.
Lubang Buaya pada terjadinya G30S saat itu merupakan pusat pelatihan milik Partai Komunis Indonesia. Nama lubang buaya sendiri berasal dari sebuah legenda yang meyatakan bahwa terdapat buaya-buaya putih di sungai yang terletak di kawasan itu.
PKI merupakan partai komunis yang terbesar di seluruh dunia, di luar Tiongkok dan Uni Soviet. Anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya. PKI juga mengontrol pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan petani Barisan Tani Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita (Gerwani), organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung.
Pada bulan Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Sukarno menetapkan konstitusi di bawah dekrit presiden, sekali lagi dengan dukungan penuh dari PKI. Ia memperkuat tangan angkatan bersenjata dengan mengangkat para jendral militer ke posisi-posisi yang penting. Sukarno menjalankan sistem “Demokrasi Terpimpin“. PKI menyambut “Demokrasi Terpimpin”, Sukarno dengan hangat beranggapan bahwa dia mempunyai mandat untuk persekutuan konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama, dan Komunis yang dinamakan NASAKOM.
Pada era “Demokrasi Terpimpin”, kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun, foreign reserves menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer menjadi wabah. Pada kunjungan Menlu yaitu Subandrio ke Tiongkok, Perdana Menteri Zhou Enlai memberikan 100.000 pucuk senjata chung. Penawaran ini gratis tanpa syarat dan kemudian dilaporkan ke Bung Karno, tetapi belum juga menetapkan waktunya sampai meletusnya G30S. Dari tahun 1963, kepemimpinan PKI makin lama makin berusaha memprovokasi bentrokan-bentrokan antara aktivis massanya dan polisi militer. Pemimpin-pemimpin PKI juga menginfiltrasi polisi dan tentara dengan slogan “Kepentingan bersama polisi dan rakyat”. Pemimpin PKI DN Aidit mengilhami slogan “Untuk Ketentraman Umum Bantu Polisi”. Di bulan Agustus 1964, Aidit menganjurkan semua anggota PKI membersihkan diri dari “sikap-sikap sektarian” kepada angkatan bersenjata, mengimbau semua pengarang dan seniman sayap kiri untuk membuat “massa tentara” subyek karya-karya mereka.
Di akhir 1964 dan permulaan 1965 ribuan petani bergerak merampas tanah yang bukan hak mereka atas hasutan PKI. Bentrokan-bentrokan besar terjadi antara mereka dan polisi serta para pemilik tanah. Bentrokan-bentrokan tersebut dipicu oleh propaganda PKI yang menyatakan bahwa petani berhak atas setiap tanah, tidak peduli tanah siapa pun (milik negara-milik bersama). Kemungkinan besar PKI meniru revolusi Bolsevik di Rusia, di mana di sana rakyat dan partai komunis menyita milik Tsar dan membagi-bagikannya kepada rakyat.
Pada permulaan 1965, para buruh mulai menyita perusahaan-perusahaan karet dan minyak milik Amerika Serikat. Kepemimpinan PKI menjawab ini dengan memasuki pemerintahan dengan resmi. Pada waktu yang sama, jendral-jendral militer tingkat tinggi juga menjadi anggota kabinet. Jendral-jendral tersebut masuk kabinet karena jabatannya di militer oleh Sukarno disamakan dengan setingkat mentri. Hal ini dapat dibuktikan dengan nama jabatannya (Menpangab dan lain-lain). Menteri-menteri PKI tidak hanya duduk di sebelah para petinggi militer di dalam kabinet Sukarno ini, tetapi mereka terus mendorong ilusi yang sangat berbahaya bahwa angkatan bersenjata adalah merupakan bagian dari revolusi demokratis rakyat. Aidit memberikan ceramah kepada siswa-siswa sekolah angkatan bersenjata di mana ia berbicara tentang “perasaan kebersamaan dan persatuan yang bertambah kuat setiap hari antara tentara Republik Indonesia dan unsur-unsur masyarakat Indonesia, termasuk para komunis”. Rezim Sukarno mengambil langkah terhadap para pekerja dengan melarang aksi-aksi mogok di industri. Kepemimpinan PKI tidak berkeberatan karena industri menurut mereka adalah milik pemerintahan NASAKOM.
Tidak lama PKI mengetahui dengan jelas persiapan-persiapan untuk pembentukan rezim militer, menyatakan keperluan untuk pendirian “angkatan kelima” di dalam angkatan bersenjata, yang terdiri dari pekerja dan petani yang bersenjata. Bukannya memperjuangkan mobilisasi massa yang berdiri sendiri untuk melawan ancaman militer yang sedang berkembang itu, kepemimpinan PKI malah berusaha untuk membatasi pergerakan massa yang makin mendalam ini dalam batas-batas hukum kapitalis negara.
Para jendral-jendral militer, berusaha menenangkan bahwa usul PKI akan memperkuat negara. Aidit menyatakan dalam laporan ke Komite Sentral PKI bahwa “NASAKOMisasi” angkatan bersenjata dapat dicapai dan mereka akan bekerjasama untuk menciptakan “angkatan kelima”. Kepemimpinan PKI tetap berusaha menekan aspirasi revolusioner kaum buruh di Indonesia. Di bulan Mei 1965, Politbiro PKI masih mendorong ilusi bahwa aparatus militer dan negara sedang diubah untuk mengecilkan aspek anti-rakyat dalam alat-alat negara. Pada saat-saat yang genting sekitar bulan September 1965 muncul isu adanya Dewan Jenderal yang mengungkap adanya beberapa petinggi Angkatan Darat yang tidak puas terhadap Soekarno dan berniat untuk menggulingkannya. Menanggapi isu ini, Soekarno disebut-sebut memerintahkan pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan membawa mereka dan diadili oleh Soekarno. Namun yang tidak diduga-duga, dalam operasi penangkapan jenderal-jenderal tersebut, terjadi tindakan beberapa oknum yang termakan emosi dan membunuh Letjen Ahmad Yani, Panjaitan, dan Harjono.

Para dewan jenderal yang dibunuh oleh pemberontak PKI antara lain :

1.      Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi),
2.      Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi),
3.      Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan),
4.      Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen),
5.      Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik),
6.      Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat),
7.      Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan beliau, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean, tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
8.      Selain itu beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban:
9.      Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr. J. Leimena),
10.  Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta), dan
11.  Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta).
4.      Koleksi Lubang Buaya
Di dalam museum ini juga terdapat sebuah ruangan khusus yang dinamakan Museum Penghianatan Komunis. Dan dalam ruangan tersebut terdapat diorama perlakuan Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap rakyat Indonesia.
diorama-lubang-buaya
Berikut ini adalah contoh isi di dalam ruangan tersebut:
1)   Diorama Peristiwa Tiga Daerah (4 November 1945)
2)   Diorama Aksi Teror Gerombolan Ce’Mamat (9 Desember 1945)
Pada diorama teror Gerombolan Ce’ Mamat, sebagai gembong komunis 1926 dan ketua Komite Nasional Indonesia (KONI) Serang,  menuduh pemerintah RI Banten sebagai kelanjutan kolonial. Mereka juga menghasut rakyat agar tidak mempercayai pejabat pemerintah. Pada 17 Oktober 1945 Ce’ Mamat membentuk Dewan Pemerintahan Rakyat Serang. Mereka berhasil merebut pemerintahan Karesidenan Banten, menyusun pemerintahan model Soviet. Ce’ Mamat beserta pengikutnya, diantaranya Laskar Gulkut, melakukan aksi teror, merampok, menculik, dan membunuh pejabat pemerintahan saat Presiden Sukarno serta Wakil Presiden Moh. Hatta berkunjung ke Banten.
Ce’ Mamat dengan anak buahnya menjemput R. Hardiwinangun, Bupati Lebak, dari rumahnya di Rangkasbitung dan membawanya ke desa Panggarangan, dengan alasan dipanggil Presiden. Keesokan paginya, 9 Desember 1945, mereka membunuh R. Hardiwinangun dengan menembaknya di atas jembatan sungai Cimancak lalu melempar mayatnya ke sungai.
3)   Diorama Aksi Kekerasan Pasukan Ubel-Ubel di Sepatan, Tangerang
Diorama ini memperlihatkan tindak kekerasan Pasukan Ubel-Ubel di Sepatan, Tangerang, pada 12 Desember 1945. Dimulai pada 18 Oktober 1945, Badan Direktorium Dewan Pusat pimpinan Ahmad Khairun dengan dukungan gembong komunis bawah tanah berhasil mengambil alih kekuasaan Tangerang dari Bupati Agus Padmanegara. Mereka membubarkan aparatur pemerintah tingkat desa sampai kabupaten, menolak mengakui pemerintah pusat RI, membentuk Laskar Hitam atau Laskar Ubel-Ubel karena berpakaian serba hitam memakai ubel-ubel (ikat kepala). Laskar Ubel-Ubel melakukan aksi teror dengan membunuh merampok harta penduduk Tangerang dan sekitarnya, seperti Mauk, Kronjo, Kresek, Sepatan.
Pada 12 Desember 1945, dibawah pimpinan Usman, Laskar Ubel-Ubel merampok penduduk Desa Sepatan, melakukan pembunuhan, termasuk membunuh tokoh nasional Otto Iskandar Dinata di Mauk.
4)   Diorama Pemberontakan PKI di Cirebon (14 Februari 1946)
5)   Diorama Peristiwa Revolusi Sosial (9 Maret 1946)
6)   Diorama Pemogokan Buruh Sarbupri (19 Agustus 1948)
7)   Diorama Pengacauan Surakarta (19 Agustus 1948)
Memperlihatkan pengacauan Surakarta pada 19 Agustus 1948, sebagai salah satu upaya pengalihan perhatian pemerintah RI terhadap persiapan kegiatan pemberontakan PKI Madiun. PKI membakar ruang pameran Jawatan Pertambangan ketika berlangsung pasar malam Sriwedari dalam rangka Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI. Rembetan api dapat dicegah, namun timbul kepanikan pengunjung sehingga 22 orang menderita luka-luka.
8)   Diorama Pemberontakan PKI di Madiun (18 September 1948)
Diorama ini menampilkan pemberontakan PKI Madiun pada 18 September 1948. Gagal menjatuhkan kabinet Hatta dengan cara parlementer, komunis membentuk Front Demokrasi Rakyat, melakukan aksi-aksi politik serta kekerasan.
Muso (Muso Manowar atau Paul Musotte) yang baru kembali dari Moskow dan mengambil alih pimpinan PKI, menuduh Soekarno-Hatta menyelewengkan perjuangan bangsa Indonesia. Ia menawarkan “Jalan baru untuk Republik Indonesia”. Pada saat perhatian pemerintah dan Angkatan Perang terpusat untuk menghadapi Belanda, PKI melakukan kampanye menyerang politik pemerintah, melakukan aksi-aksi teror, mengadu domba kekuatan bersenjata, juga sabotase ekonomi.
Dini hari 18 September 1948, ditandai 3 letusan pistol, PKI memulai pemberontakan Madiun. Pasukan Seragam Hitam menyerbu, menguasai tempat-tempat penting dalam kota, termasuk gedung Karesidenan Madiun. Di gedung ini PKI mengumumkan berdirinya “Soviet Republik Indonesia” serta membentuk Pemerintahan Front Nasional. Sejumlah petinggi militer, pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat pun dibunuh.
9)      Diorama Pembunuhan di Kawedanan Ngawen Blora (20 September 1948)
10)  Diorama Pembebasan Gorang-Gareng (28 September 1948)
11)  Diorama Penghancuran PKI di Sooko ( 28 September 1948)
12)  Diorama Pembantaian di Dungus (1 Oktober 1948)
13)  Diorama Musso Tertembak Mati (31 Oktober 1948)
Diorama ini menggambarkan saat Musso tertembak mati pada 31 Oktober 1948. Pada 1 Oktober 1948, TNI menguasai Dungus yang dijadikan PKI sebagai basis setelah kekalahan mereka di Madiun. Pemimpin dan pasukan PKI lari  ke  arah  selatan, berusaha  menguasai  Ponorogo,  namun  gagal.  Muso  dan Amir Sjarifuddin lari menuju gunung Gambes, dikawal oleh dua batalyon yang cukup kuat dan mereka berpisah di tengah perjalanan.
Musso bersama dua orang pengawalnya menyamar sebagai penduduk desa dan tiba di Balong pada pagi 31 Oktober 1948, dengan menembak mati seorang anggota polisi yang memeriksanya. Dengan menggunakan dokar rampasan diiringi pengawal bersepeda, hari itu juga ia tiba di Desa Semanding, Kecamatan Somoroto. Ia menembak seorang perwira TNI yang mencegatnya, namun tidak mengenai sasaran. Karena tidak bisa menjalankan kendaraan TNI rampasan, Musso lari masuk desa, bersembunyi di sebuah blandong (tempat mandi) milik seorang penduduk. Pasukan TNI yang mengepungnya memerintahkan supaya ia menyerah, namun Musso melawan. Ia mati tertembak dalam peristiwa.
14)  Diorama Pembunuhan Massal di Tirtomoyo (4 Oktober 1948)
15)  Diorama Penangkapan Amir Syariffudin (29 November 1948)
16)  Diorama Serangan PKI di Tanjung Priok (6 Agustus 1951)
17)  Diorama Peristiwa Tanjung Morawa (16 Maret 1953)
18)  Diorama Lahirnya MKTBP PKI (14 Maret 1954)
19)  Diorama D.N Aidit Diadili (25 Februari 1955)
20)  Diorama Kampanye Budaya PKI (25 Maret 1963)
21)  Diorama Rongrongan PKI terhadap ABRI (1964-1965)
22)  Diorama Peristiwa Kanigoro (13 Januari 1965)
23)  Diorama Bandar Betsi (14 Mei 1965)
24)  Diorama Pawai Ofensif Revolusioner PKI di Jakarta (23 Mei 1965)
25)  Diorama Penyerbuan Gubernuran Jawa Timur (27 September 1965)
26)  Diorama Penguasaan Kembali RRI Pusat (1 Oktober 1965)
27)  Diorama Peristiwa Kentungan Yogyakarta (2 Oktober 1965)
28)  Diorama Rapat Umum Front Pancasila (9 November 1965)
29)  Diorama Penangkapan D.N Aidit (22 November 1965)
30)  Doirama Sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (mahmillub) 14 Februari 1966
31)  Diorama Rakyat Jakarta Menyambut Pembubaran PKI (12 Maret 1966)
32)  Diorama Operasi Trisula di Blitar (20 Jli 1968)
33)  Diorama Penumpasan PKI Ilegal Iramani di Puwodadi (27 Januari 1973)
34)  Diorama Tetembak Matinya S.A Sofyan (12 Januari 1974)
Selain itu museum ini memiliki berbagai koleksi diantaranya,
1)      Sumur Maut, tempat dibuangnya para dewan jenderal oleh PKI.
2)      Rumah-rumah bersejarah, terdapat suatu dapur yang masih utuh yang digunakan oleh sekawanan PKI dalam menyiapkan makanannya. Kemudian ruang penyiksaan, ruangan ini digambarkan dengan ilustrasi patung para orang-orang PKI yang menyiksa jenderal Angkatan Darat yang belum sempat terbunuh. Selanjutnya ruangan yang lain yang tidak kalah menariknya.
3)      Mobil Dinas menpangad Letjen. TNI Ahmad Yani, mobil ini digunakan oleh TNI Ahmad Yani untuk pergi bertugas.
4)      Mobil Dinas pangkostrad Mayjen TNI Soeharto ( Toyota Kanvas)
5)      Truk dodge
truk dodge
6)      Pancer  Saraceen

2.4       TMII
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas kurang lebih 150 hektare[1] atau 1,5 kilometer persegi ini terletak pada koordinat 6°18′6.8″LS,106°53′47.2″BT. Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian, dan tradisi daerah. Di samping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota.

Sejarah
Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia.[2] Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.
TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektare. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.

2.5       Museum IPTEK
Gagasan pendirian science centre di Indonesia diprakasai oleh Menteri Riset dan Teknologi pada waktu itu, Prof. Dr. B.J. Habibie, pada tahun 1984. Dibentuk Panitia Kerja dengan SK Menteri Riset dan Teknologi No.15/M/Kp/IX/1984 untuk melakukan studi banding, pengkajian konsepsi dasar pembangunan, tema peragaan, system pengelolaan, serta bentuk arsitekturnya. Pada tahun 1987 Supporting Committee dibentuk untuk mensosialisasikan science centre kepada masyarakat luas melalui penyelenggaraan pameran fisika dan matematika di Gedung Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII), yang dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Fuad Hasan.
Usaha sosialisasi dilanjutkan pada tahun 1988-1990 dengan peragaan 20 alat peraga interaktif bidang IPA di Anjungan Istana Anak-Anak TMII, sebagai hasil kerjasama dengan Fakultas Pendidikan Matematika & IPA, IKIP Jakarta. Tujuan usaha ini untuk pengenalan dan studi penjajakan animo masyarakat. Kesan yang diperoleh dari pengunjung sangat positif dan para remaja dapat mengenal iptek secara lebih mudah dan nyata. Peragaan tersebut digunakan juga sebagai media pengajaran bidang iptek oleh beberapa mahasiswa IKIP Jakarta yang bertindak sebagai pemandu.
Konsep awal perencanaan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK) kemudian dibantu oleh US Agency for International Development dan Asia Foundation. Sesuai dengan konsep awal tersebut, Master Plan PP-IPTEK dikembangkan oleh Tim Kementerian Ristek, PT Tripanoto Sri Konsultan, Tim dari Musee de La Villete dan Sopha Development dari Perancis.
Pada tanggal 20 April 1991, PP-IPTEK diresmikan oleh Presiden Soeharto di gedung sementara Terminal B Skylift-TMII, berlantai 2 seluas 1.000 m2. Sejumlah alat peraga telah dibuat sendiri oleh tenaga ahli dari Puslitbang KIM-LIPI, LUK BPPT, BATAN, juga sumbangan dari industri strategis dan IBM.
PP-IPTEK akhirnya menempati gedung permanen pada tanggal 10 November 1995, berlokasi di poros utama kompleks TMII menghadap Plaza Perdamaian Monumen KTT Non-Blok. Dengan filosofi konsep sebagai api semangat iptek yang merupakan titik awal pengembangan masa depan, konsep desain bangunan futuristic, menjelajah tanpa batas, Konsultan Perencana PT. Tripanoto Sri telah merancang bangunan seluas 24.000 m2 di atas area seluas 42.300 m2. Sejak saat itu telah tersedia sarana pembelajaran iptek yang memberi kesempatan kepada pengunjung untuk melihat dan mempelajari rahasia dan gejala alam yang diperagakan, mempelajari dengan menggunakan indera pendengar, pencium, dan peraba melalui manipulasi, operasi dan eksperimen. Melalui peragaan dan program, pengunjung diberi kesempatan untuk menjajagi fenomena dan khasanah iptek secara mandiri, keluarga dan kelompok, agar memberi inspirasi dan meningkatkan daya kretivitas dan inovasi.

2.6       Museum Geologi
Keberadaan Museum Geologi sangat erat kaitannya dengan sejarah penyelidikan geologi di Indonesia yang telah dimulai sejak 1850-an. Pada saat itu, lembaga yang mengkoordinasikan penyelidikkan geologi adalah “Dienst van het Mijnwezen”. Museum Geologi untuk pertama kalinya diresmikan pada saat pembukaan gedung “Dienst van den Mijnbouw” yaitu pada 16 Mei 1929. Peresmian ini bertepatan dengan pembukaan kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-IV yang diselenggarakan di Institut Teknologi Bandung. Gedung ini berfungsi sebagai perkantoran yang dilengkapi dengan sarana laboratorium geologi dan museum untuk menyimpan dan memperagakan hasil survei geologi.
Gedung Museum Geologi (1929) di Rembrandt Straat (sekarang Jl. Diponegoro, Bandung).
Sejalan dengan dinamika sejarah, secara kelembagaan Museum Geologi terus mengalami perubahan. Pada zaman pemerintahan Belanda (1929-1941), Museum Geologi disebut Geologisch Laboratorium dan merupakan unit kerja dari “Dienst van het Mijnwezen” yang berganti nama menjadi “Dienst van den Mijnbouw”.
Kemudian pada zaman pendudukan Jepang (1942-1945). “Dienst van den Mijnbouw” diganti namanya menjadi “Kogyoo Zimusho” yang kemudian berganti nama menjadi “Tisitutyosazyo” dimana Museum Geologi sebagai bagian dari Laboratorium Paleontologi dan Kimia.
Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978-2002). Pada 2003 Museum Geologi menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi (UPT MG), di bawah
Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral. Pada 2013, berdasarkan Permen ESDM No. 12 Tahun 2013, Museum Geologi menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi (UPT MG), di bawah Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral.orium Paleontologi dan Kimia.
Setelah Indonesia merdeka pada 1945, pengelolaan Museum Geologi berada di bawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG, 1945-1950) institusi ini berganti nama menjadi Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), berganti nama lagi menjadi Djawatan Geologi (1952-1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978-2002). Pada 2003 Museum Geologi menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi (UPT MG), di bawah Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral. Pada 2013, berdasarkan Permen ESDM No. 12 Tahun 2013, Museum Geologi menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi (UPT MG), di bawah Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral.

2.7       Trans Studio Bandung
            Sejarah Trans Studio Bandung yang merupakan salah satu dari beberapa kawasan wisata Terpadu di Indonesia ini, sesuai namanya, dimiliki oleh perusahaan Trans Corporation. Lokasi wisata tersebut berdiri di areal Bandung Supermal (BSM) dan merupakan kawasan wisata kedua yang dibangun oleh Trans Corporation setelah sebelumnya sukses mendirikan Trans Studio Resort Makassar yang dibuka untuk umum pada tahun 2008. Klaim dari pihak Trans adalah bahwa Trans Studio Bandung memiliki wahana-wahana yang menawarkan berbagai macam pengalaman petualangan yang tidak kalah seru dan menegangkan jika dibandingkan dengan wahana yang ada di Trans Studio pendahulunya di Makassar. Area yang digunakan oleh kawasan wisata Trans Studio Bandung ini memiliki luas 4,2 hektar, dimana investasi yang ada di dalamnya mencapai sebuah angka fantastis sebesar 2 triliun Rupiah dan membuatnya menjadi kawasan hiburan yang paling luas dan paling lengkap di daerah Bandung.
Sejarah Trans Studio Bandung dan Kawasan Wisata Terpadu di Dalamnya
Sejarah Trans Studio Bandung tidak akan pernah ada jika sebelumnya Trans Studio Resort Makassar tidak menjadi sebuah wahana yang sukses. Awalnya, Trans Studio Resort Makassar terinspirasi oleh wahana-wahana serupa di luar negeri seperti misalnya Universal Studio, Disney Resort, dan Movie World milik Warner Bros. Yang mendiferensiasikan Trans Studio dengan wahana-wahana yang telah disebut barusan adalah Trans Studio merupakan wahana wisata yang berada di dalam ruangan. Setelah melalui berbagai macam proses riset dan pendesainan, pendahulu sejarah Trans Studio Bandung ini baru diresmikan untuk umum pada tanggal 2 September 2009 setelah mulai direncanakan sekitar dua tahun sebelumnya. Awalnya, proyek Trans Studio Resort Makassar ini selain untuk bersaing dengan wahana serupa adalah demi membuat seluruh mata yang ada di Indonesia dapat mengalihkan pandangan mereka dari pulau Jawa untuk sementara dan mengagumi keindahan-keindahan yang mampu disuguhkan oleh Indonesia bagian Timur.
Melihat kesuksesan Trans Studio Resort Makassar inilah yang menyulut api mimpi Chairul Tanjung yang saat itu menjabat sebagai komisaris dari Trans Corporation untuk menuliskan sejarah Trans Studio Bandung demi menjamin bahwa anak-anak dan keluarga Indonesia mendapatkan sebuah tempat dimana mereka bisa bersenang-senang dan melepas penat dari rutinitas mereka sehari-hari. Bandung kemudian dipilih sebagai tempat kedua yang cocok menjadi tuan rumah bagi kawasan wisata terpadu Trans Studio ini. Meski tidak dapat dikonfirmasi, ada beberapa kabar yang mengatakan bahwa Bandung terpilih karena lokasinya yang amat strategis. Ketika didirikan, pihak Trans Corporation sudah menetapkan target pengunjung, dimana mereka memperhitungkan bahwa pengunjung tidak hanya wisatawan dalam negeri, tetapi juga wisatawan luar. Target yang ditetapkan ini membuat Trans Studio Bandung yang baru berdiri harus mampu bersaing melawan beberapa lawan yang tangguh seperti Genting Highlands maupun Resort World Sentosa yang sudah duluan tersohor di dunia internasional.

Area-Area di Sekitar Trans Studio Bandung
Sejarah Trans Studio Bandung juga tidak akan lepas dari Bandung Supermal (BSM) yang kini telah “dicaplok” secara keseluruhan dan merubah namanya menjadi Trans Studio Mall (TSM), serta beberapa tempat lainnya seperti misalnya Trans Luxury Hotel – sebuah hotel bintang 6 – dan Ibis Hotel Bandung di bidang perhotelan dan Mega Tower yang merupakan kantor pusat Bank Mega di Bandung dalam bidang perbankan. Area di dalam wilayah Trans Studio Bandung juga nampaknya sudah ada dari awal dimulainya sejarah Trans Studio Bandung sudah dibagi menjadi tiga bagian dengan wahananya mengikuti tema, yaitu:
·         Studio Central, yang merupakan gabungan dari:
·         Yamaha Racing Coaster
·         Dunia Anak
·         Super Heroes 4D The Rides
·         Science Center
·         Dunlop Trans Car Racing
·         Sibolang
·         Indosat Galaxy Vertigo
·         Giant Swing, dan
·         Teater Trans City
·         Magic Corner, bagian yang memiliki tema sihir sesuai namanya dan terdiri dari:
·         Negeri Raksasa
·         Special Effect Action Show
·         Balck Heart’s Pirate Ship
·         Dunia Lain
·         Dragon Raiders
Lost City, sebuah bagian dengan tema petualangan yang wahananya adalah:
·         Jelajah
·         Amplitheater
·         Kong Climb

Salah satu bagian terpenting dalam sejarah Trans Studio Bandung adalah ketika Kawasan Wisata Trans Studio Bandung ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Rentetan acara yang turut menyambut lahirnya Trans Studio Bandung dengan berbagai macam kesenian dan pertunjukkan khas Indonesia. Pertunjukkan pertama yang dimainkan ialah pertunjukkan drama kolosal dengan judul Legenda Putra Mahkota, sebuah drama kolosal yang mampu bersaing di kancah internasional melalui aksi para pemain dan aksi sirkus yang tiba-tiba muncul membuat hati para penonton terkagum-kagum. Pertunjukkan yang membutuhkan waktu 1 minggu panjang ini awalnya bertujuan untuk menyambut Presiden RI pada masa itu.
Setelah selesai dengan pertunjukkan pertama, acara dilanjutkan dengan sebuah pertunjukkan yang bertujuan memamerkan kemampuan Trans Corporation untuk menciptakan efek khusus dalam film-film aksi. Penampilan kedua ini dinilai cukup hebat dengan adanya stuntman yang kemampuannya di atas rata-rata dan merupakan seorang yang profesional. Pertunjukkan ketiga adalah pertunjukkan parade dan permainan laser, pertunjukkan yang hanyalah sebuah modifikasi dari parade-parade yang biasa kita saksikan. Parade ini dimulai pada pukul 2 siang lewat beberapa menit dan dikhususkan untuk RI-1 sebagai tanda terima kasih karena telah menyempatkan datang ke acara tersebut. Pertunjukkan parade yang mampu disaksikan oleh umum baru dimulai pada pukul 5 sore yang juga menandakan berakhirnya sejarah Trans Studio Bandung.

2.8       Cibaduyut Bandung
Cibaduyut Bandung sebagai sentra kerajinan sepatu dimulai pada tahun 1920 dimana sebagian warga setempat merupakan pekerja pada pabrik sepatu di Bandung. Namun akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti bekerja dari pabrik tersebut. Berbekal dari penggalaman mereka bekerja pada pabrik sepatu, mereka mulai merintis usaha pembuatan dan penjualan produk alas kaki sederhana di lingkungan rumah dengan melibatkan anggota keluarga sebagai tenaga kerjanya. Semakin lama pesanan akan sepatupun semakin berkembang. Hal ini menyebabkan mereka kewalahan dalam memenuhi permintaan pelanggan dan mulai merekrut karyawan yang merupakan tetangga atau warga sekitar dalam pembuatan usaha sepatu atau alas kaki tersebut. Situasi ini menyebabkan keterampilan dalam membuat sepatu menyebar pesat di lingkungan masyarakat di Bandung khususnya masyarakat Cibaduyut.
Sejarah mencatat pengrajin sepatu yang ada di Cibaduyut pada tahun 1940 ada sebanyak 89 orang. Ini merupakan dampak dari meningkatnya jumlah pesanan yang disebabkan oleh kualitas yang sangat baik dari sepatu Cibaduyut yang sangat sesuai dengan selera pembeli dimasa itu. Sekitar tahun 1950, jumlah usaha sepatu pun semakin bertambah menjadi 250 unit usaha sepatu. Banyaknya jumlah unit usaha sepatu inilah yang menyebabkan Cibaduyut dikenal sebagai sentra pembuatan sepatu terbesar di Bandung pada tahun 1978.
Pusat perbelanjaan sepatu Cibaduyut Bandung menjadi pasar penjualan sepatu terpanjang di dunia dan tahun 1989 Pemerintah Republik Indonesia meresmikan cibaduyut ini sebagai daerah tujuan wisata. Di Cibaduyut terdapat berbagai macam barang tidak hanya sepatu tapi juga tas, jaket, aksesoris dan berbagai barang souvenir lainnya yang terbuat dari bahan kulit asli.

Sentra kerajinan sepatu Cibaduyut Bandung mulai meredup setelah terjadi krisis moneter tahun 1998 dan memasuki era milenium tahun 2000. Banyaknya produk sepatu impor yang masuk ke dalam negeri dan menurunnya pamor menggunakan produk dalam negeri menjadi alasan utama. Namun perlahan-lahan industri sepatu Cibaduyut kembali bangkit kembali dan hal tersebut berkat eksistensi para pengrajin yang mempertahankan warisan leluhur mereka. Puncaknya ketika Presiden RI Joko Widodo dan Wakilnya Jusuf Kalla menggunakan sepatu dari Cibaduyut. Saat ini setiap liburan sekolah, kawasan Cibaduyut kembali dilirik menjadi wisata belanja di sekitar Bandung Jawa Barat.










BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan

Dalam kegiatan wisata ini kita dapat mengambil banyak sekali manfaat yang kita butuhkan, contohnya dapat menambah pengalaman dan mendapat wawasan, mengenal sejarah, pembelajaran yang kita butuhkan dan dalam kegiatan ini kita bisa mendapat inspirasi dan dapat menikmati keindahan pemandangan nusantara yang begitu beragam.
Penulisa dapat menikmati keindahan dan keagungan masjid Istiqlal, Monas, Monumen Lubang Buaya, TMII, IPTEK, dan Trans Studio Bandung dan berbelanja oleh-oleh khas Bandung di Cibaduyut. Dari beberapa tempat-tempat bersejarah tersebut juga merupakan salah satu sarana pendidikan luar sekolah yang didalamnya terdapat perpaduan antara pengetahuan dan unsur hiburan

3.2       Saran
Adabeberapa saran yang perlu diperhatikan diantaranya :
1.      Jika kita ingin memasuki kawasan wisata di Jakarta dan Bandung sebaiknya kita berkelompok jangan berpisah
2.      Jika kita akan memasuki Trans Studio Bandung kita harus mengantri, setelah mengantri kita baru dapat bermain wahana yang ada di Trans Studio Bandung, Sebaiknya bawa uang saku yang mencukupi karena disana tidak boleh membawa makanan
3.      Jika ingin pergi wisata ke Jakarta Bandung sebaiknya siswa siswi diwajibkan menabung
4.      Jika takut mencoba wahana di Trans Studio Bandung sebaiknya jangan mencobanya
5.      Jangan membeli barang yang tidak bermanfaat, pandai-pandailah dalam menawar barang agar dapat harga yang sesuai dengan kualitas
6.      Siapkan obat-obatan yang diperlukan selama dalam perjalanan











DAFTAR PUSTAKA
Sumber: Direktori masjid Bersejarah
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Istiqlal
https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Mini_Indonesia_Indah
https://id.wikipedia.org/wiki/Lubang_Buaya
http://ppiptek-tmii.blogspot.co.id/p/blog-page.html
http://museum.geology.esdm.go.id/profil/sejarah
https://id.wikipedia.org/wiki/Trans_Studio_Bandung
https://teamtouring.net/sejarah-cibaduyut-bandung.html



























LAMPIRAN FOTO :

Post a Comment for "contoh laporan wisata ke jakarta"